Postingan

Menampilkan postingan dari Juli, 2024

Tasawuf Falsafi Ibn 'Arabi

oleh Muhammad Z. Rakhman Sejarah tasawuf memunculkan corak yang beragam, sesuai dengan karakteristik para tokohnya. Secara umum, ragam tasawuf terbagi atas tasawuf akhlaki, tasawuf amali, dan tasawuf falsafi. Ada dua corak tasawuf lainnya yang menyelingi diantarannya yakni tasawuf semi falsafi (tasawuf mistik), dan tasawuf sunni. Tasawuf falsafi adalah tasawuf yang memadukan antara visi intuitif dan visi rasional. Tasawuf falsafi lebih mengedepankan pembahasan yang sifatnya teoritis dari pada praktis. Tasawuf falsafi dapat dikatakan intelektualitas dari tasawuf, yang memadukan penggunaan epistemologi nalar burhani dengan nalar ‘irfani. Artinya, selain kecenderungan intuitif yang menjadi cirinya, corak tasawuf ini juga berusaha menjelaskan ilham intuitif itu dalam logika filsafat, meskipun tidak sepenuhnya sebagaimana sebuah sistem filsafat. Ciri khas tasawuf falsafi adalah ajarannya yang samar dan sulit dipahami akibat banyaknya istilah khusus yang bersumber dari filsafat. Meskipun beg...

Islam dan Budaya di Indonesia

oleh Rizki Nur Azizah, S.Sy.*)  Agama dan budaya merupakan dua hal yang berbeda namun saling berkaitan satu sama lain. Agama merupakan ciptaan Tuhan yang menjadi tuntunan hidup manusia. Sedangkan budaya sendiri merupakan hasil ciptaan manusia, yang menjadi adat istiadat dan kebiasan masyarakat setempat. Budaya atau adat istiadat saling berhubungan, diwariskan secara turun menurun dari satu generasi ke generasi setelahnya melalui cerita dari mulut ke mulut yang disyiarkan melalui masyarkaat setempat itu sendiri. Agama datang ditengah Masyarakat bukan untuk mengubah atau menghapus adat budaya tersebut melainkan untmenyempurnakannya.  Dalam Agama Islam budaya Masyarakat dan adat istiadat memiliki kedudukan tersendiri. Memiliki kekuatan hukum (al ‘adah al muhakkamah) menghargai budaya sebagai bagian dari valiabel sosial yang memiliki otoritas hukum. Islam memandang budaya sebagai proses manusia untuk mewujudkan totalitas dirinya dalam kehidupan. Agama islam sangat menitik ber...

Bermata Tapi Tak Melihat

  oleh Ustadzah Idi Asmarani, S.H.I. *)  Seperti sebuah lagu karangan Bimbo yang bercerita tentang manusia Bermata tapi tidak melihat. Sebuah judul lagu yang sarat makna bahwa manusia diciptakan oleh Allah Swt. bukan berarti diciptakan tanpa mata ataupun bola sehingga tidak bisa melihat realita tetapi artinya bahwa mereka dianugerahi Al-Qur’an untuk dipedomani tetapi tidak mau mempelajari dan mengamalkan dalam kehidupan sehari-hari. Dalam Surat Al A’raf ayat 179, Allah Swt. berfirman :  وَلَقَدْ ذَرَأْنَا لِجَهَنَّمَ كَثِيْرًا مِّنَ الْجِنِّ وَالْاِنْسِۖ لَهُمْ قُلُوْبٌ لَّا يَفْقَهُوْنَ بِهَاۖ وَلَهُمْ اَعْيُنٌ لَّا يُبْصِرُوْنَ بِهَاۖ وَلَهُمْ اٰذَانٌ لَّا يَسْمَعُوْنَ بِهَاۗ اُولٰۤىِٕكَ كَالْاَنْعَامِ بَلْ هُمْ اَضَلُّۗ اُولٰۤىِٕكَ هُمُ الْغٰفِلُوْنَ "Dan sungguh, akan Kami isi neraka Jahanam banyak dari kalangan jin dan manusia. Mereka memiliki hati, tetapi tidak dipergunakannya untuk memahami (ayat-ayat Allah) dan mereka memiliki mata (tetapi) tidak dipergunakannya u...

Bekerja Untuk Mencari Ridha Allah Swt

oleh Ustadzah Umi Lutfi Ch. *)  Allah memberikan beribu-ribu kenikmatan kepada kita, dengan sempurnanya fisik, mental kita dapat menjalankan kehidupan ini dengan sempurna menjalankan aktivitas sehari-hari seperti bekerja tanpa ada hambatan yang berarti.  Dalam agama Islam, umat muslim diwajibkan untuk bekerja dengan penuh kesungguhan. Hal ini didasari oleh ajaran Islam yang menganjurkan umatnya untuk bekerja keras dan mencari rezeki yang halal. Bekerja bukan hanya bertujuan untuk memenuhi kebutuhan hidup, tetapi juga sebagai bentuk ibadah dan pengabdian kepada Allah Swt.   Islam memandang bekerja sebagai sebuah amalan yang mulia. Umat Muslim dihimbau untuk selalu berusaha dan pantang menyerah dalam mencari nafkah. Hasil kerja keras yang halal dan tulus akan menjadi berkah dan mendatangkan pahala dari Allah Swt. Hal ini sebagaimana dijelaskan dalam Q.S at-Taubah [9] ayat 105, وَقُلِ اعْمَلُوْا فَسَيَرَى اللّٰهُ عَمَلَكُمْ وَرَسُوْلُهٗ وَالْمُؤْمِنُوْنَۗ وَسَتُرَدُّوْن...

Kedekatan Allah dengan Hamba-Nya

  oleh Muji Rahayu, S. Sos. I *) Dalam qur’an surat al-Baqaroh ayat 186,  “Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu (Muhammad) tentang Aku, maka sesungguhnya Aku dekat. Aku kabulkan permohonan orang yang berdoa apabila dia berdoa kepada-Ku. Hendaklah mereka itu memenuhi (perintah)-Ku dan beriman kepada-Ku, agar mereka memperoleh kebenaran." Berdoa merupakan momen komunikasi hamba dengan Allah, semakin banyak berdoa semakin mesra hubungan kita dengan Allah. Kemesraan seorang hamba dengan Tuhan-Nya akan membuat Allah semakin sayang.  Takdir manusia sudah ditentukan dan ditetapkan oleh Allah, namun dengan berdoa kita bisa merubah takdir. Takdir merupakan ketetapan dan kemauan Allah , namun keinginan manusia yang dipanjatkan dengan berdoa merupakan kemauan manusia. Keutamaan Berdoa Kepada Allah Swt. adalah  Pertama , Doa adalah ibadah itu sendiri Hal ini berdasarkan sabda Nabi Muhammad Saw : “Doa adalah ibadah“   (H.R. Abu Daud) Meninggalkan doa adalah bentuk me...

Hakikat Mencintai Allah Swt; Khauf, Raja, dan Tawakkal Kepada-Nya

oleh Ahmad Suwandar, S. Ag. *)  Islam adalah Agama  rahmatan lil 'alamin , untuk itu kita sebagai penganutnya supaya bisa menempatkan dalam kehidupan sehari-hari agar bisa melaksanakan secara istiqomah  dalam menjalankan keimanan dan ketaqwaan kepada Alloh sehingga semakin meningkat.  Pada hakekatnya kehidupan ini adalah merupakan ujian namun bagaimana dalam ujian ini kita bisa menghadapi dengan kesabaran sehingga menjadi keteguhan dalam menjalankannya. Untuk itu harus ada rasa Cinta, Takut, Berharap , serta pasrah kepada yang menguji dalam kehidupannya. Amalan inilah bisa kita terapkan dalam kehidupan sehari-hari antara lain : Cinta kepada Allah Swt. ( mahabbatullah ) berarti menempatkan Allah Swt. Di dalam hati sanubari, dan merupakan tingkatan cinta tertinggi dan hakiki Cinta seseorang kepada Allah tumbuh dari pengaruh akal dan jiwa yang kuat akibat berpikir mendalam terhadap kekuasaan-Nya di langit dan bumi.  Rasa takut ( khauf ) merupakan sifat orang b...

Dilema: Sholat Tapi Maksiat

Oleh Hanik Eka Ningsih, S. Sos. I *)   إِنَّ الصَّلاةَ تَنْهَى عَنِ الْفَحْشَاءِ وَالْمُنْكَرِ  “ Sesungguhnya shalat itu dapat mencegah dari perbuatan keji dan mungkar”  (Q.S. Al-Ankabut: 45) Dengan kata lain, kewajiban seorang mukallaf untuk menjalankan shalat lima waktu pada dasarnya mengandung pengertian sebagai peringatan dari Allah agar ia selalu mengingat-Nya. Ingatan kepada Allah berujung pada ingatan kepada perintah dan larangan-Nya. Inilah yang disebut dengan takwa sebagaimana dikemukakan di atas. يَظْهَرُ أَنَّ التَّقْوَى مِنْ حِكْمَةِ مَشْرُوعِيَّةِ الصَّلَاةِ لِأَنَّ الْمُكَلَّفَ إِذَا ذَكَرَ أَمْرَ اللهِ وَنَهْيِهِ فَعَلَ مَا أَمَرَهَ وَاجْتَنَبَ مَا نَهَاهُ عَنْهُ  “Nampak jelas bahwa takwa merupakan hikmah dibalik disyariatkannya shalat, karena ketika seorang mukallaf mengingat perintah dan larangan Allah Swt maka ia akan menjalankan perintah dan meninggalkan larangan-Nya”  (Muhammad Thahir bin ‘Asyur, at-Tahrir wat-Tanwir , Beirut: Mu`assah...

Nasehat Imam Syafi'i

oleh Drs. Ahmad Sodikin*)  Waktu itu bagaikan pedang, jika engkau tidak memotongnya maka dia yang akan memotongmu. Jika engkau tidak menyibukkan dirimu dengan kebenaran, maka dia akan menyibukkanmu dengan kebaikan. Masa tiada berulang, jangan biarkan waktu luang tidak diisi dengan kebaikan.  Seiring berjalannya waktu usia kitab isa dikata tambah bisa dikata kurang maka hiasilah hidup ini dengan amal yang berguna.  Songsonglah masa depanmu, hari esok lebih baik idealita, doa dan ikhtiar dilandasi keimanan, kebagusan, menjadikannya sebuah realita. Sesungguhnya Allah tidak akan merubah keadaan suatu kaum, sehingga mereka merubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri.  (QS. Ar Ra'du: 11). *)  Penyuluh Agama Islam Fungsional PPPK