Kufur Nikmat
disusun oleh Taufiq Hidayatulloh, S. H. I.
Ketika engkau memberi sesuatu kepada orang lain, biasanya orang yang engkau beri (yang menerima pemberian) mengucapkan terima kasih sebagai ungkapan rasa syukur sehingga membuatmu senang yang terkadang malah membuatmu bangga dan tersanjung.
Di sisi lain ada orang yang ketika menerima pemberian dari orang lain tidak mengucapkan kalimat apapun sehingga membuat hati si pemberi menjadi kaku lalu jengkel dan nggedumel "la hiya dikasih sesuatu kok tidak berterima kasih."
Jangan engkau risau, apalagi sampai sakit hati lalu nggedumel ketika engkau tidak mendengar kata terima kasih dari mulut orang yang engkau beri sesuatu, mengapa? Karena ketika orang yang engkau beri sesuatu tidak mengucapkan terima kasih sedangkan engkau ihklas dan ridha atas pemberiamnu maka yang demikian akan menambah pahala sedekahmu. Sedangkan bagi yang menerima pemberian dan tidak berterima kasih berarti sedang kufur nikmat.
Barangsiapa yang tidak berterima kasih kepada manusia sesungguhnya ia termasuk orang yang tidak bersyukur kepada Allah. Hadits Nabi :
لاَ يَشْكُرُ اللَّهَ مَنْ لاَ يَشْكُرُ النَّاسَ
Tidaklah bersyukur kepada Allah, orang yang tidak bersyukur (berterima kasih) kepada manusia.
(HR Abu Dawud dan Ahmad).
Sebaiknya ketika kita mendapatkan sesuatu dari orang lain biasakanlah mengucapkan kalimat terima kasih atau sabagai muslim maka akan lebih baik ucapkan yang mengandung doa semisal jazakallah (pada laki-laki) atau jazakillah (pada perempuan) atau jazakumullah ahsanal jaza’. Jangan sampai kita menjadi hamba yang kufur nikmat tidak tahu berterima kasih pada sesama atau bersyukur kepada Allah SWT
Ucapan terima kasih atau jazakumullah selain sebagai rasa syukur juga bentuk poenghormatan kita pada yang memberi. Jangan melihat isinya tapi lihatlah bahwa pemberian itu sebagai bentuk kasih sayang atau penghargaan pada sesama muslim.
Alangkah indah dan berkahnya hidup kita bisa saling berbagi terhadap sesama, sehingga hidup kita akan mendapatkan keselamatan dan kebahagiaan baik di dunia maupun kelak di akhirat. Saling memberi dan menerima dalam Islam sangatlah dianjurkan sebagai wujud menjalin persaudaraan tali silaturahmi dan kepeduliaan terhadap sesama.
Dalam hal saling memberi dan menerima hendaknya dilakukan dengan penuh ketulusan hati tanpa mengharapkan sesuatu yang lain. Begitupun sesuatu yang telah kita terima dari Allah hendaknya diterima dengan hati yang tulus atau ikhlas. Amal dan perbuatan yang ikhlas merupakan cerminan dari nilai iman seseorang. Sebab amal kita tidak akan dapat membuahkan hasil yang maksimal kecuali jika kita landasi dengan niat yang murni dan penuh keikhlasan karena Allah Swt.
*) Penyuluh Agama Islam Fungsional Kab. Banyumas
Komentar
Posting Komentar