Empat Keistimewaan Ramadhan

Oleh Khoerul Anam

Umat Islam adalah umat terbaik yang secara jelas ditegaskan oleh Allah SWT dalam QS. Ali Imran ayat 110. selain memberikan gelar umat terbaik, Allah SWT juga memberikan fasilitas-fasilitas bagi umat Islam untuk menggapai amal-amal saleh di dunia guna bekal kehidupan di akhirat kelak. salah satu fasilitas terbaik yang disediakan Allah SWT adalah bulan Ramadhan di mana kita sebagai umat Islam diperintahkan untuk berpuasa. 

Saat perintah puasa diturunkan, hal pertama yang disampaikan Nabi kepada para sahabatnya pada waktu itu  dan berkelanjutan sampai pada masa kita saat ini adalah menerangkan tentang keutamaan Ramadhan sekaligus menjawab hoaks yang disebarkan oleh orang-orang Yahudi yang tinggal di Madinah. mereka mengatakan “Orang Islam itu tidak punya puasa, hanya ikut-ikutan dengan kita”. maka dijawab oleh Allah dengan turunnya QS. Al Baqarah ayat 183:

يَاأَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا كُتِبَ عَلَيْكُمُ الصِّيَامُ كَمَا كُتِبَ عَلَى الَّذِينَ مِن قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ  (١٨٣)  

183.  Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa,

setelah ayat ini turun, Rasulullah bersabda:

الصِّيَامُ جُنَّةٌ فَلا يَرْفُثْ وَلا يَجْهَلْ وَإِنْ امْرُؤٌ قَاتَلَهُ أَوْ شَاتَمَهُ فَلْيَقُلْ إِنِّي صَائِمٌ مَرَّتَيْنِ. وَالَّذِي نَفْسِي بِيَدِهِ لَخُلُوفُ فَمِ الصَّائِمِ أَطْيَبُ عِنْدَ اللَّهِ تَعَالَى مِنْ رِيحِ الْمِسْكِ..يَتْرُكُ طَعَامَهُ وَشَرَابَهُ وَشَهْوَتَهُ مِنْ أَجْلِي، الصِّيَامُ لِي وَأَنَا أَجْزِي بِهِ وَالْحَسَنَةُ بِعَشْرِ أَمْثَالِهَ.

artinya: “Shaum itu benteng, maka (orang yang melaksanakannya) janganlah berbuat kotor (rafats) dan jangan pula berbuat bodoh. Apabila ada orang yang mengajaknya berkelahi atau menghinanya maka katakanlah aku sedang shaum (ia mengulang ucapannya dua kali). Dan demi Dzat yang jiwaku berada di tanganNya, sungguh bau mulut orang yang sedang shaum lebih harum di sisi Allah Ta’ala dari pada harumnya minyak misik, karena dia meninggalkan makanannya, minuman dan nafsu syahwatnya karena Aku. Shaum itu untuk Aku dan Aku sendiri yang akan membalasnya dan setiap satu kebaikan dibalas dengan sepuluh kebaikan yang serupa”.1894. HR. Bukhari (W. 256 H)

Puasa kita ini adalah puasa yang spesial, dimana ada aturan dan ketentuan sehingga tidak asal menahan makan dan minum saja melainkan ada larangan-larangan yang membuat puasa kita hilang pahalanya atau bahkan tidak sah. “Junnah” itu adalah benteng yang tidak kelihatan, yang menjadi perisai kita dari godaan setan secara otomatis jika kita terbiasa melaksanakan ibadah puasa dengan benar. jadi dengan berpuasa Ramadhan selain mendapatkan pahala yang berlipat ia juga membentengi diri kita dari keburukan-keburukan yang diprovokasi oleh setan. maka salah satu keistimewaan Ramadhan adalah kita terdorong untuk melakukan hal soleh dan tertahan untuk melakukan hal salah. ini terbukti dalam keseharian kita di mana orang yang biasanya marah-marah dia akan menahan marahnya sampai waktu berbuka. bahkan orang yang terbiasa berbohong, ia akan berhenti dalam kebohongannya saat puasa. dia juga akan menyegerakan solat saat datang waktunya.   

keutamaan puasa yang kedua yaitu : 

الصِّيَامُ لِي وَأَنَا أَجْزِي بِهِ وَالْحَسَنَةُ بِعَشْرِ أَمْثَالِهَ

Jika puasa itu dikerjakan dengan benar, maka puasa itu akan langsung ditakar oleh Allah SWT pahalanya, barang siapa berbuat baik maka baginya 10 pahala kebaikan. Hal ini seperti sholat wajib yang dalam sehari ada 5 kali/waktu. Perintah aslinya adalah 50 kali saat Rasulullah Mi’raj ke Sidratil Muntaha kemudian disarankan oleh nabi Musa untuk diskon karena pertimbangan kondisi umat Nabi Muhammad yang fisiknya lebih lemah sehingga menjadi 5 kali waktu solat setelah bolak balik menghadap Allah sampai 9 kali. maka 5 kali waktu solat itu setiap 1 kalinya dikalikan dengan 10 kebaikan sehingga bernilai 50 kali kebaikan. 

Dan pada waktu Ramadhan ini, puasa yang diperintahkan sangat spesial di mana Allah langsung yang menakar puasa kita, jika puasanya ikhlas maka akan dilipatgandakan sampai tak terbatas sesuai dengan kadar keikhlasannya. minimal pahala yang didapat adalah 10 kali lipat dari puasanya. 

وَالْحَسَنَةُ بِعَشْرِ أَمْثَالِهَ

yang Ketiga, hanya Ramadhan yang pada waktu siang dan malam melahirkan pengampunan dari Allah SWT. kita kalau mau memohon ampunan itu bisa kapan pun, tapi ada waktu-waktu yang sangat strategis seperti waktu sepertiga malam, waktu antara adzan dan iqomah, waktu singkat di hari Jumát; ada yang menafsirkan di antara dua khutbah, ada yang menafsirkan di waktu ashar menjelang maghrib. juga memohon di tempat-tempat yang sangat efektif untuk terkabulnya permohonan ini, seperti mihrab, masjid dan baitullah. akan tetapi untuk bulan Ramadhan ini menggabungkan semuanya, tidak hanya pada sepertiga malamnya, siangnya juga bisa diampuni seperti dikatakan dalam hadis Bukhari, no. 37 dan Muslim, no. 759.:

من قام رمضان إيمانا واحتسابا غفر له ما تقدم من ذنبه

Artinya: "Barangsiapa yang melaksanakan qiyam Ramadan dengan penuh keimanan dan mengharap pahala kepada Allah, akan diampuni baginya dosa-dosanya yang telah lalu."  

yang perlu diperhatikan dari hadis tersebut adalah bahwa ibadah Ramadhan adalah satu paket yang terdiri dari siangnya puasa atau Shiyam dan malam harinya qiyam atau sholat. jadi kalau ada orang yang tidak mengerjakan qiyam-nya, ia hanya mengerjakan shiyam-nya maka sah puasanya sesuai rukun hanya saja ia teidak sempurna keutamaan Ramadhannya. karena itu Allah mengatakan sempurnakan dengan ibadah malamnya, dalam QS. al-Baqarah ayat 187, tsumma atimmusshiyaama ilallail. 

Orang yang mampu menghidupkan ibadah malam maka potensi ampunan dari dosa-dosanya sangat besar. Misalkan kita mengamalkan ini dengan benar, ditunaikan ikhlas karena Allah, semisal meninggal maka semua dosa-dosanya yang telah dikerjakan dalam hidupnya akan diampuni غفر له ما تقدم من ذنبه.  Maa itu tidak terbatas jadi semua dosanya pasti diampuni oleh Allah SWT.

Terakhir, Allah dengan sifat Rahman dan Rahim-Nya memberikan fasilitas Ramadhan ini untuk umat Muhammad agar menggugurkan semua dosa-dosa mereka seperti diriwayatkan: 

عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ قال، أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صلى الله عليه وسلم رَقِيَ الْمِنْبَرَ، فَقَالَ: ” آمِينَ، آمِينَ، آمِينَ“، فَقِيلَ لَهُ: يَا رَسُولَ اللَّهِ، مَا كُنْتَ تَصْنَعُ هَذَا؟ ! فَقَالَ: ” قَالَ لِي جِبْرِيلُ: أَرْغَمَ اللَّهُ أَنْفَ عَبْدٍ أَوْ بَعُدَ دَخَلَ رَمَضَانَ فَلَمْ يُغْفَرْ لَهُ، فَقُلْتُ: آمِينَ.ثُمَّ قَالَ: رَغِمَ أَنْفُ عَبْدٍ أَوْ بَعُدَ أَدْرَكَ وَالِدَيْهِ أَوْ أَحَدَهُمَا لَمْ يُدْخِلْهُ الْجَنَّةَ، فَقُلْتُ: آمِينَ .ثُمَّ قَالَ: رَغِمَ أَنْفُ عَبْدٍ أَوْ بَعُدَ، ذُكِرْتَ عِنْدَهُ فَلَمْ يُصَلِّ عَلَيْكَ، فَقُلْتُ: آمِينَ “ 

Artinya: Dari Abu Hurairah radhiallahu’anhu sesungguhnya Rasulullah sallallahu alaihi wa sallam naik mimbar dan mengatakan : Amin, amin, amin (semoga Allah kabulkan). Seseorang bertanya kepada beliau: “Wahai Rasulullah, apa yang anda lakukan?” Beliau menjawab: “Malaikat Jibril berkata kepadaku: Semoga Allah mencelakakan seorang hamba atau menjauhkannya, (yaitu) orang yang  mendapatkan bulan Ramadan, tetapi dirinya tidak mendapatkan ampunan. Maka aku pun berkata: “Amin.” Kemudian (Jibril) mengatakan: “Celakalah seorang hamba atau dijauhkan, (yaitu) orang yang mendapatkan kedua orang tuanya atau salah salah satu dari keduanya, akan tetapi hal itu  tidak memasukkan ke surga.” Maka aku pun mengatakan, “Amin”. Kemudian (Jibril) mengatakan lagi: “Semoga Allah mencelakakan seorang hamba atau menjauhkannya, disebutkan namamu, tetapi dia tidak bershalawat kepada engkau.” Maka akupun berkata “Amin”. (HR. Ibnu Huzaimah, 1888. Lafadz hadits berasal darinya, dan Tirmizi, no. 3545, Ahmad, 7444, Ibnu Majah, 908. Silahkan anda lihat Shahih Al-Jami, 3510)

Bulan Ramadhan adalah bulan mubarak, bulan bertabur berkah. Bulan Ramadhan adalah bulan yang menjanjikan berbagai keutamaan. Pada bulan ini, peluang untuk berbuat baik sangatlah banyak, dan peluang untuk berbuat kejahatan amatlah kecil. Pada bulan ini, Allah menyiapkan pahala yang berlipat ganda bagi orang-orang yang melakukan kebaikan. Sebagaimana ancaman yang berlipatganda-pun akan tertuju bagi orang-orang yang masih saja sempat melakukan kejahatan di bulan yang mulia ini.

Pada akhirnya, tiada angan yang diharap melainkan; semoga Allah menyampaikan usia-usia kita ke satu bulan Ramadhan penuh dan menjadikan Ramadhan kita lebih berkah dari Ramadhan-Ramadhan terdahulu. Semoga Allah memberi taufik-Nya kepada seluruh kaum muslimin. Allahumma amin Ya Rabbal ‘Alamiin.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Epistemologi dalam al Qur'an

Hakikat Mencintai Allah Swt; Khauf, Raja, dan Tawakkal Kepada-Nya

Mengenal Inkarussunnah