Analisis Politik Dakwah Rasulullah Saw

 Oleh Mohammad Yusup, S. Ag., MHI. *) 


لَقَدْ كَانَ لَكُمْ فِيْ رَسُوْلِ اللّٰهِ اُسْوَةٌ حَسَنَةٌ لِّمَنْ كَانَ يَرْجُوا اللّٰهَ وَالْيَوْمَ الْاٰخِرَ وَذَكَرَ اللّٰهَ كَثِيْرًاۗ 

”Sungguh, pada (diri) Rasulullah benar-benar ada suri teladan yang baik bagimu, (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari Kiamat serta yang banyak mengingat Allah” 

( Al Ahzab: 21).

Prolog

Setiap tanggal 12 Rabiul Awal, umat Islam hampir di seluruh dunia, khususnya di Indonesia memperingati hari lahir Muhammad Saw. Peringatan tak lain bertujuan untuk mengingat kembali jejak kehidupan dan perjuangan Rasulullah Saw sejak lahir hingga Islam menyebar ke seluruh dunia. Sikap dan tindakan Rasulullah Saw ketika berinteraksi dan berjuang menyampaikan risalah Islam selalu menjadi bahan renungan dan teladan umat manusia dewasa ini. Karena keluhuran budi pekertinya, tak heran bila Rasulullah Saw menjadi sosok yang disegani, baik oleh kawan maupun lawan. 

Rasulullah Saw adalah figur teladan abadi sepanjang zaman. Kewibawaan dan sikap-sikap pribadinya telah dicatat dalam berbagai buku sejarah kehidupan beliau (sirah nabawiyah). Karena kekaguman dan kehebatannya tersebut, Michael Hart, guru besar astronomi dan fisika perguruan tinggi di Maryland, AS dalam bukunya 100 Tokoh yang Paling Berpengaruh dalam Sejarah, menempatkan Nabi Muhammad Saw pada urutan pertama. Ini adalah bentuk obyektif tentang Nabi Muhammad Saw. 

Nabi Muhammad Saw adalah nabi terakhir yang diutus oleh Allah Swt untuk menyampaikan risalah-Nya. Dakwah yang dilakukan oleh Rasulullah Saw pada waktu itu ada tiga metode, yakni dengan cara sembunyi-sembunyi, semi rahasia dan terang-terangan. Dakwah Rasulullah Saw secara sembunyi-sembunyi mampu mengislamkan istrinya yaitu, Khadijah, dan juga sahabatnya yaitu Zaid bin Haritsah ra. Abu Bakar dan sepupunya Ali bin Abi Thalib (Sabilit Taqwa Amanah, 1993: 34). 

Sedangkan dakwah yang dilakukan secara terang-terangan nanti pada tahun keempat kerasulannya, setelah mendapat perintah dari Allah Swt. sesuai dengan surah al-Hijr: 94.

فَاصْدَعْ بِمَا تُؤْمَرُ وَاَعْرِضْ عَنِ الْمُشْرِكِيْنَ

“Maka sampaikanlah olehmu secara terang-terangan segala apa yang diperintahkan kepadamu dan berpalinglah dari orang-orang yang musyrik”. 

Analisis Dakwah Nabi Muhammad Saw

Menurut Said Hawwa dalam bukunya al-Rasul Muhammad Saw. bahwa formulasi yang digunakan oleh Rasulullah Saw ketika melakukan dakwah di Mekkah adalah sebagai berikut:

1. Mengumpulkan Orang-orang

2. Mendatangi tempat-tempat pertemuan

3. Pergi untuk bertabligh

4. Menugaskan setiap muslim untuk bertabligh

5. Membebankan tugas mengajar

6. Mengirim utusan kepada raja dan amir

 (Said Hawwa, 1995: 65).

Jika melihat dan menelaah apa yang dilakukan oleh Rasulullah Saw dalam dakwahnya maka hal yang pertama kali dilakukannya adalah mengislamkan orang-orang terdekatnya termasuk isterinya yaitu khadijah, Ali bin Abi Thalib dan para sahabatnya, Ini menunjukkan bahwa begitu pentingnya dukungan orang yang terdekat dalam melakukan aktifitas dakwah.

Dakwah yang dilakukan oleh Rasulullah Saw. di kota Mekkah pada masa Kenabiannya dapat di bagi dalam 3 tahapan yaitu: 

Tahap pertama: dilakukan dengan rahasia.

Dakwah Rasulullah pada tahap ini dilaksanakan secara sirriyah (rahasia) dalam waktu tiga tahun . Waktu itu dakwah belum dilakukan secara terbuka di depan umum, melainkan melalui individu-individu , dari rumah ke rumah. Mereka yang menerima dakwah Islam dikumpulkan di rumah Arkom, sehingga rumah itu dikenal sebagai Darul Arqam. Disanalah mereka di bina dan dikader dengan sungguh-sungguh dan secara terus menerus.

Pada tahapan dakwah ini, orang-orang terdekat dengan Rasulullah Saw. dan orang-orang yang dianggap mampu memegang rahasia yang diajak oleh Rasulullah untuk mempelajari Islam. Orang yang pertama kali masuk Islam adalah khadijah , istrinya , selanjutnya Zaid bin Haritsah, Ali bin Abi Thalib dan teman dekat Rasulullah Saw, yaitu Abu Bakar as-Shiddiq. 

Tahapan Kedua: seruan Nabi Muhammad Saw. (Masih semi rahasia). 

Pada tahapan ini, Nabi Muhammad saw. mengajak kepada kaum keluarganya yang bergabung dalam rumpun Bani muthalib untuk masuk Islam. Tahapan ini dijalankan berdasarkan petunjuk wahyu yang menegaskan supaya dakwah dilakukan lebih luas.

Tahap ketiga:  secara terang-terangan.

Pada tahapan ini bentuk dakwah yang dilakukan oleh Rasulullah Saw. adalah dengan cara terang-terangan atau terbuka kepada seluruh masyarakat Jazirah Arab. Tahapan ini penuh dengan rintangan dan perjuangan setelah mendapatkan perintah dari Allah Swt. 

Dakwah pada masa ini, mendapat reaksi yang sangat keras dari kalangan kaum musyrikin. Siksaan dan penganiayaan datang bertubi-tubi. Istri Bilal bin Rabbah disiksa hingga meninggal, sedangkan Bilal sendiri di paksa berbaring di siang hari bolong di tengah teriknya matahari . Puncak dari kekejaman itu sangat dirasakan oleh Rasulullah saw. takkala dua pilar utama penopangnya yakni Abu Thalib pamannya dan Khadijah istrinya meninggal dunia. Peristiwa ini terjadi di tahun ke sepuluh kenabiannya. Kondisi ini menyebabkan Nabi Muhammad Saw. semakin diejek dan disoraki dan dilempari batu bahkan sampai terluka di bagian kepala dan badannya. 

Pertanyaannya, adalah mengapa dakwah Nabi Saw ditentang keras oleh orang-orang Quraisy? 

Menurut Ahmad Sya'labi, ada lima faktor yang mendorong orang Quraisy Mekah menentang seruan Islam yaitu :

1. Rivalitas tradisonal ala Arab Mekkah tidak dapat membedakan antara kenabian dna kekuasaan. Tentang seruan Nabi Muhammad Saw. kepada Islam, itu ditanggapi secara politis dalam arti bahwa menerima seruan nabi Muhammad Saw berarti tunduk di bawah kekuasaan Abdul Muthalib.

2. Persamaan hak Nabi Muhammad Saw. menyerukan persamaan hak antara hamba sahaya. Hal ini tidak disetujui oleh kelas bangsawan Quraisy. Konsep Islam tentang persamaan hak dibuktikan kebenarannya oleh kaum muslimin dengan menebus mereka yang masuk Islam seperti: Zaid bin Haritsah, Bilal dan sebagainya.

3. Kekhawatiran-kekhawatiran untuk di bangkitkan. Para pemimpin Quraisy tidak dapat menerima ajaran tentang kebangkitan kembali dan pembalasan di akhirat. Mereka beranggapan bahwa ajaran ini sangat kejam.

4. Tradisi nenek moyang. Tradisi yang mereka pegang teguh dianggap sesuatu yang mutlak dan membawa keuntungan sehingga mereka sulit meninggalkannya. Oleh sebab itu Islam diserukan oleh Nabi Muhammad saw. dianggap sesuatu yang baru dan tidak dapat menggantikan yang sudah lama.

5. Masalah ekonomi. Kedatangan Islam yang melarang pemujaan kepada patung dan semacamnya oleh orang-orang Arab sebagai suatu tindakan politik ekonomi yang akan usaha mereka.

Srategi dakwah yang dilakukan Rasulullah di Madinah berbeda dengan yang diterapkan di Mekkah. Perbedaan tersebut tentunya disesuaikan dengan kondisi sosial politik masyarakat Madinah pada saat itu. 

Strategi Dakwah di Madinah:

Pertama, Mendirikan Masjid.

Hal pertama yang dilakukan oleh Rasulullah sesampainya di Madinah adalah membangun masjid. Rasulullah Saw. dan umat Islam Madinah bahu-membahu membangun masjid. Masjid yang pertama kali dibangun oleh Rasulullah saw dan umat Islam di Madinah adalah masjid Nabawi. Sebelum membangun Masjid Nabawi Rasulullah Saw dalam perjalanan hijrahnya juga membangun masjid, yaitu masjid Quba. Rasulullah saw mempergunakan masjid untuk mempersatukan kaum muslimin. Masjid tidak hanya digunakan untuk mendirikan salat, tetapi untuk melakukan aktivitas-aktivitas lain yang diperlukan oleh umat. Di masjid Rasulullah Saw mengajarkan ayat-ayat Al-Qur’an yang diterima dari Allah Swt. Di masjid pula Rasulullah Saw mengadili umat yang bersalah. Melalui masjid pula Rasulullah Saw dapat mengetahui kondisi umatnya. 

Kedua: Mempersaudarakan Muhajirin dan Anshor

Kaum muslimin Mekkah yang hijrah ke Madinah disebut kaum Muhajirin, sedangkan kaum muslimin Madinah disebut kaum Ansar. Pada saat hijrah ke Madinah, kaum Muhajirin tidak membawa serta harta benda mereka. Saat itu yang ada di pikiran kaum Muhajirin hanyalah cara agar dapat selamat dari kejaran kaum musyrik Quraisy. Mereka tidak lagi memikirkan harta benda. Meskipun kaum Ansar mengetahui bahwa sebagian besar kaum Muhajirin tidak membawa harta bendanya ketika berhijrah, mereka menerima saudara sesama muslim dengan tangan terbuka. Kaum Ansar bersedia berbagi tempat tinggal, pekerjaan, dan pakaian dengan kaum Muhajirin. Untuk mempererat persaudaraan kaum Muhajirin dan kaum Ansar Rasulullah juga menyatakan bahwa kaum Ansar dan Muhajirin saling mewarisi. Strategi dasar persaudaraan yang dibangun oleh Rasulullah adalah Ukhuwah Islamiyah, yaitu persaudaraan yang didasarkan kepada agama Islam guna menggantikan Ukhuwah Qaumiyyah, yaitu persaudaraan yang didasarkan pada kesamaan suku.

Ketiga, Menciptakan Perdamaian Antarsuku

Sebelum Rasulullah hijrah ke Madinah, suku Aus dan Khazraj terlibat dalam pertikaian. Pertikaian antara kedua suku ini telah berlangsung lama dan belum ada penyelesaiannya. Ketika Rasulullah datang ke Madinah, pertikaian antarsuku di Madinah dapat dikikis, khususnya suku besar, Aus dan Khazraj. Rasulullah terus menjaga perdamaian tersebut. Menciptakan perdamaian baik antarsuku maupun antar penduduk merupakan salah satu strategi dakwah Rasulullah Saw di Madinah. Dengan hidup damai, ketenteraman masyarakat Madinah dapat mereka rasakan dan hal ini dapat mendukung dakwah Islam. Dalam kondisi pertikaian dan permusuhan seseorang akan sulit menerima dakwah. Oleh karena yang ada dalam pikiran mereka hanyalah cara mengalahkan lawan. 

Keempat, Memprakarsai Perjanjian Piagam Madinah

Sebagaimana kita ketahui bersama bahwa penduduk Madinah bukan hanya kaum muslimin. Untuk menjembatani perbedaan dan menjaga persatuan, Rasulullah Saw. memprakarsai penyusunan Piagam Madinah. Piagam ini menjamin hak dan kewajiban setiap penduduk Madinah. Dengan piagam ini, semangat toleransi antarmasyarakat Madinah diharapkan dapat terwujud.

Di antara pokok-pokok penting ketentuan Piagam Madinah sebagai berikut:

a) Seluruh masyarakat yang turut menandatangani piagam ini bersatu membentuk kesatuan kebangsaan.

b) Jika salah satu kelompok yang turut menandatangani piagam ini diserang oleh musuh, kelompok yang lain harus membelanya dengan menggalang kekuatan gabungan.

c) Tidak satu kelompok pun diperkenankan mengadakan persekutuan dengan kafir Quraisy atau memberikan perlindungan kepada mereka atau membantu mereka mengadakan perlawanan terhadap masyarakat Madinah.

d) Orang Islam, Yahudi, dan seluruh warga Madinah yang lain bebas memeluk agama dan keyakinan masing-masing dan mereka dijamin kebebasannya dalam menjalankan ibadah sesuai dengan agama dan keyakinan masing-masing. Tidak seorang pun yang diperkenankan mencampuri urusan agama lain.

e) Utusan pribadi atau perseorangan, atau perkara-perkara kecil kelompok nonmuslim tidak harus melibatkan pihak-pihak lain secara keseluruhan. 

f) Setiap bentuk penindasan dilarang.

g) Mulai hari ini segala bentuk pertumpahan darah, pembunuhan, dan penganiayaan diharamkan di seluruh negeri Madinah.

h) Muhammad Rasulullah menjadi pemimpin Madinah dan memegang kekuasaan peradilan yang tertinggi.

Terbentuknya Piagam Madinah yang diprakarsai oleh Rasulullah saw. menjadi dasar kehidupan bernegara, yaitu negara Madinah. Rasulullah saw. bukan hanya sebagai pemuka agama tetapi juga seorang negarawan yang andal. Dalam Piagam Madinah ini tercermin toleransi yang tinggi antara umat Islam dengan pemeluk agama lain. Penduduk Madinah menghormati perbedaan keyakinan yang mereka anut. Kebebasan untuk beribadah sesuai dengan agama dan keyakinan masingmasing juga tercermin dalam Piagam Madinah. Umat Islam dan pemeluk agama lain bertoleransi dalam bidang muamalah. Mereka bersatu padu untuk menjaga kedaulatan dan keamanan negara Madinah.

Kelima, menggalang Kekuatan untuk Mempertahankan Agama

Meskipun dakwah Islam dilakukan dengan cara lemah lembut, ternyata masih mendapat tantangan dan hambatan dari sebagian kelompok. Bahkan, ada kaum yang secara terang-terangan melanggar isi Piagam Madinah dan bersekutu dengan kaum kafir Quraisy. Misalnya yang dilakukan oleh kaum Yahudi Madinah yang bersekutu dengan kaum kafir Quraisy. Oleh karena itu, Rasulullah terpaksa membela diri dan mempertahankan Islam dengan meladeni ajakan berperang. Peperangan yang dilakukan oleh umat Islam pada masa Rasulullah antara lain Perang Badar, Perang Uhud, Perang Khandak.

Selain kelima strategi dakwah yang telah diuraikan di depan, Rasulullah juga menyampaikan dakwah dengan cara yang lain. Misalnya, dengan berkirim surat kepada para pemimpin dan penguasa dari kerajaankerajaan pada saat itu. Banyak kaisar dan pemimpin di luar Jazirah Arab yang diajak untuk bekerja sama dan memeluk Islam. Di antara mereka adalah Kaisar Heraclius (Kaisar Romawi), Raja Najassi (Habsyah), Kaisar Persia, dan beberapa pemimpin lainnya. Di antara mereka ada yang menerima ajakan Rasulullah, ada yang menolak secara halus, dan ada pula yang menolak dengan kasar.

Epilog

Dakwah Rasulullah Muhammad Saw berhasil dengan gemilang. Jumlah pemeluk Islam meningkat tajam. Di Madinah Rasulullah Saw bukan hanya sukses sebagai pemimpin agama, tetapi juga sebagai negarawan yang ulung. Rasulullah Saw berhasil membangun sebuah negara Madinah yang menjadi model negara modern pada masa itu. Penduduk Madinah menjunjung tinggi toleransi dalam kehidupan sehari-hari sehingga kedamaian dapat dirasakan oleh semua pihak, bukan hanya kaum muslimin tetapi juga pemeluk agama lain. Sebuah model pemerintahan dan sistem kenegaraan yang banyak didambakan oleh umat Islam saat ini.

Kita perlu mencontoh strategi dakwah Nabi Saw, karena telah terbukti berhasil. Hal-hal yang dicontoh adalah datang dari diri Nabi Saw. sendiri yaitu sikap memperdulikan orang lain, menempatkan sebagai teladan bagi orang lain, membiasakan menyelesaikan masalah dengan musyawarah dan menjunjung tinggi nilai-nilai keadilan. Inilah model kepemimpinan negara yang disebut dengan Madani atau Baldatun Thoyibatun wa Rabbun Ghafur.

*) Penyuluh Agama Islam Fungsional P3K


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Epistemologi dalam al Qur'an

Hakikat Mencintai Allah Swt; Khauf, Raja, dan Tawakkal Kepada-Nya

Mengenal Inkarussunnah