Al Hurriyyah; Pesan Kemerdekaan Rasulullah Saw
Oleh Muji Rahayu, S. Sos. I *)
Pengertian kemerdekaan dalam bahasa Arab yaitu dari kata istiqlal yang artinya kebebasan atau kemerdekaan. Sedangkan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) adalah keadaan berdiri sendiri (bebas, lepas, tidak terjajah lagi ) atau kebebasan. Padanan kata bebas ini dalam bahasa Arab disebut juga al-hurr, dengan bentuk verbanya kebebasan adalah al-hurriyyah.
Dalam karya “Maqasid al-Syari’ah“ oleh Ibnu Asyur memberikan makna al-Hurriyyah dengan dua makna yaitu :
- Makna pertama kemerdekaan berlawanan dengan kata perbudakan.
- Makna kedua yaitu kemampuan seseorang untuk mengatur dirinya sendiri dan urusannya sesuka hati tanpa ada tekanan.
Menurut Ibnu Asyur ada beberapa aspek kemerdekaan dan kebebasan yang dikehendaki syariat Islam. Diantaranya kebebasan untuk berkeyakinan (hurriyyah al-i’tiqad), kebebasan berpendapat dan bersuara (hurriyyah al-aqwal), termasuk di dalamnya kebebasan untuk belajar, mengajar, dan berkarya (hurriyyah al-ilmi wa al ta’lim wa al ta’lif), lalu kebebasan untuk bekerja dan berwirausaha (hurriyyah al-a’mal).
Adapun dalam al-Qur'an secara tidak tersurat menyebutkan kata kemerdekaan, namun secara tersirat setidaknya ada beberapa ayat yang berbicara tentang kemerdekaan.
Pertama, makna kemerdekaan pada kisah perjalanan spiritual Nabi Ibrahim As. dalam mencari Tuhan (Q.S. al-An’am ayat 76-79).
Perjalanan spiritual tersebut merupakan upaya Nabi Ibrahim untuk membebaskan hidupnya dari keyakinan yang diyakininya keliru, yaitu keyakinan nenek moyangnya menyembah berhala.
Kedua, makna kemerdekaan pada kisah nabi Musa As. ketika membebaskan bangsanya dari penindasan Fir’aun (QS.Al-Baqoroh: 49, al-A’rof: 127, dan Ibrahim: 6). Fir’aun dikenal sebagai raja yang kejam, ditakuti dan zalim terhadap Bani Israel. Kemudian Nabi Musa As. diutus Allah Swt untuk menghentikan kekejaman Fir’aun dan membebaskan bangsanya dari penindasan sehingga bisa meraih kemerdekaan.
Ketiga, makna kemerdekaan dari kisah keberhasilan Nabi Muhammad Saw dalam mengemban misi kenabian di muka bumi (Q.S. al-Maidah: 3). Nabi Muhammad Saw diutus Allah Swt di tengah-tengah masyarakat Arab Jahiliyah yang mengalami tiga penjajahan sekaligus yaitu disorientasi hidup (Q.S. Luqman: 13), Penindasan ekonomi (Q.S. al-Humazah: 1-4) dan kezhaliman sosial (Q.S. al-Hujurot: 13).
Pada saat Haji Wada, Rasulullah Saw juga menyampaikan pesan kemerdekaan dalam khutbahnya, yang berbunyi :
أَيُّهَا النَّاسُ إِنَّ دِمَاءَكُمْ وَأَعْرَاضَكُمْ حَرَامٌ عَلَيْكُمْ إِلَى أَنْ تَلْقَوْا رَبَّكُمْ كَحُرْمَةِ يَوْمِكُمْ هذَا فِيْ شَهْرِكُمْ هذَا فِيْ بِلَدِكُمْ هذَا
"Wahai sekalian manusia, sesungguhnya darah dan hartamu haram bagimu satu dengan yang lain kecuali dengan jalan yang sah, sampai kamu sekalian berjumpa dengan Allah Swt, sebagaimana keharaman atasmu pada harimu ini, pada bulanmu ini dan negerimu ini...”
(H.R. Bukhari).
Pesan Rasulullah Saw menjadi landasan penguat atas penjabaran ibnu ‘Asyur terkait kemerdekaan bahwa merdeka adalah bebas dari tekanan pihak lain, sehingga terjamin keamanan dan ketentraman.
Demikian pesan kemerdekaan Rasulullah Saw. Semoga dapat menambah wawasan kita semuanya dan menambah rasa syukur atas kemerdekaan bangsa kita Indonesia yang sudah berusia 79 tahun. Dan memberikan rasa motivasi kita untuk mengisi kemerdekaan dengan hal-hal yang positif yang dapat memberikan kemajuan dan kemakmuran bangsa Indonesia.
Dirgahayu Republik Indonesia yang ke-79, “ Nusantara Baru Menuju Indonesia Maju”
*) Penyuluh Agama Islam Fungsional PPPK
Komentar
Posting Komentar