As Shidqu; Permata Berharga Yang Langka di Abad ini
Oleh Achmad Chusnaini
Shidiq artinya benar atau jujur, yaitu jujur dalam setiap pekataan atau perbuatan. Sifat shidiq termasuk salah satu landasan utama atau pilar utama bagi terwujudnya pergaulan yang baik dan benar dalam masyarakat, oleh sebab itulah Islam mewajibkan kepada umatnya agar selalu menerapkan sifat shidiq dalam pribadi setiap Muslim, dengan sebaik-baiknya. Rasulullah Saw bersabda:
قَالَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلََّمْ : عَلَيْكُمْ بِالصِّدْقِ, فَإِنََّ الصِّدْقَ يَهْدِى إِلَى الْبِرِّ, وَإِنََّ اْلِبرَّ يَهْدِى إِلَى الْجَنَّةِ, وَمَايَزَالُ الرَّجُلُ بِصِدْقٍ وَيَتَحَرَّى الصِّدْقَ حَتَّى يُكْتَبَ عِنْدَ اللهِ صِدِّيْقًا, وَإِيَّاكُمْ وَاْلكَذِبَ فَإِنَّّ الْكَذِبَ يَهْدِى إِلَى الْفُجُوْرِ, وَإِنَّّ اْلفُجُوْرَ يَهْدِى إِلَى النَّارِ, وَمَايَزَالُ الرَّجُلُ يَكْذِبُ وَيَتَحَرَّى اْلكَذِبَ حَتَّى يُكْتَبَ عِنْدَ اللهِ كَذَّابًا (رواه البخارى )
"Hendaklah kamu berlaku jujur, karena sesungguhnya berlaku jujur itu menunjukkan kepada kebajikan, dan kebajikan itu menunjukkan jalan ke syurga. Seseorang yang selalu jujur, sehingga ditulis disisi Allah sebagai orang yang jujur. Dan hindarilah sifat bohong, sebab bohong itu menunjukkan kepada keburukan, dan keburukan menunjukkan jalan ke neraka. Seseorang yang selalu bohong dan membiasakan bohong, shingga ia ditulis disisi Allah sebagai pembohong."
( HR. Bukhari )
Hadis tersebut mewajibkan kita agar menerapkan sifat shidiq atau jujur di satu sisi dan menjauhkan sifat kadzab atau bohong disisi lain dalam rangka mencapai kebahagiaan dunia akherat. Jujur adalah sifat utama yang harus dipupuk agar tumbuh subur dalam diri setiap Muslim, sebab dengan sifat jujur dunia ini akan damai, aman, dan tentram. Jika ada seseorang yang sampai tega berujar atau mengucap Berbuat yang jujur malah hancur sudah dipastikan seseorang itu sudah tidak memperhatikan lagi atau meremehkan tatanan tatanan agama, padahal tatanan agama menjaga umat manusia agar selalu dalam fitrahnya atau kesuciannya. Orang tersebut sudah lebih banyak mengikuti ajaran syetan daripada mengikuti ajaran Islam yang dibawa Rasulullah Saw. Allah Berfirman :
يَاأَيُّهَا الَّذِيْنَ أَمَنُوْا لاَتَتَّبِعُوْا حُطُوَاتِ الشَّيْطَانِ, وَمَنْ يَتَّبِعْ حُطُوَاتِ الشَّيْطَانِ فَإِنَّهُ يَأْمُرُ بِاْلفَخْشَاءِ وَاْلمُنْكَرْ .... الآية ( النور: 21 )
"Hai orang-orang yang beriman janganlah kamu mengikuti langkah-langkah syetan, siapa yang mengikuti langkah-langkah syetan, maka syetan itu menyuruh untuk berbuat keji dan munkar."
(QS:24/An Nur: 21)
Berujar atau mengucapkan kata Berbuat yang jujur malah hancur kelihatannya sepele, tapi dampaknya semakin lama bisa menyeret ke tindakan dan perbuatan yang tidak bermoral yang dilarang Allah Swt, seperti berbohong, menipu, menyalahi janji, bahkan korupsi dan seterusnya, itu semua ujung-ujungnya sampai ke neraka yang bahan bakarnya manusia jelek dan batu. Ingatlah di Indonesia pada zaman sekarang sudah banyak para pejabat dan para pemimpin yang tersandung masalah korupsi, manipulasi, ilegaloging, dll, itu semua berawal dari tidak jujur, menyepelekan ajaran agama dan aturan moral masyarakat, akhirnya di dunia masuk penjara di akherat disiksa. نعذ ب الله من ذالك
Allah menciptakan segala alam semesta dan seisinya dilengkapi sifat jujur atau shidiq, semua tidak ada yang berani bohong terkecuali syetan dan teman setianya yaitu manusia yang jelek moralnya. Misal ; Matahari tidak pernah bohong menyinari alam dunia, api selalu jujur dengan rasa panasnya, cabai selalu jujur dengan rasa pedasnya, pohon tebu selalu manis rasanya, kambing tidak pernah berbohong dengan khas suaranya, akan tetapi manusia dialah satu-satunya makhluk sempurna yang malah berani tidak jujur. Coba bayangkan kalau matahari berbohong dengan sinarnya, tata surya berdusta dengan rotasi orbitnya, cabai berbohong dengan rasa pedasnya, kambing bohong dengan menukar suara harimau, pasti akan terjadi kekacauan, dan rusaknya tatanan alam semesta.
Seluruh organ manusia diciptakan Allah juga dilengkapi denan sifat shidiq atau jujur. Contohnya; perut yang lapar tidak pernah bohong, telinga tidak pernah bohong merespon suara, hidung selalu jujur dengan segala jenis bau penciuman, jantung selalu jujur dengan kinerjanya, ginjal tidak bohong dengan tugasnya, bahkan sampai sidik jari pun pasti alur-alur sidiknya tidak pernah bohong. Kata sidik berasal dari kata shadiq yang berarti jujur, maka sidik jari selalu benar sampai kapanpun. Allah Swt berfirman:
وَيَوْمَ يُحْشَرُ أَعْدَآءُ اللهِ إِلَى النَّارِ فَهُمْ يُوْزَعُوْنَ , حَتَّى إِذَا مَاجَاؤُهَا شَهِدَ عَلَيْهِمْ سَمْعُهُمْ وَأَبْصَارُهُمْ وُجُلُوْدُهُمْ ِبمَاكَانُوْا يَعْمَلُوْنَ (حم السجدة : 19,20 )
"Pada hari dikumpulkan musuh-musuh Allah ( orang-orang kafir ) ke dalam neraka lalu mereka digiring semuanya, sehingga apabila mereka sampai disana menjadi saksilah bagi mereka pendengaran, penglihatan, dan kulit mereka tentang apa-apa yang telah mereka kerjakan."
( QS 41/Hamim Sajadah : 19 & 20 ).
Dari itulah pihak kepolisian selalu memakai sidik jari untuk keakuratan penyidikan. Beraninya manusia berlaku tidak jujur karena dari hawa nafsunya, yang sebenanya Allah ciptakan untuk penyemangat manusia untuk mengabdi kepada Allah, tapi jika manusia tidak bisa mengelolanya dengan baik akan berakibat hancurnya diri sendiri dan lingkungannya. Kejujuran manusia akan dipertanggungjawabkan sampai akherat, semua anggota tubuh manusia akan bersaksi atas kebohongan manusia. Kalau manusia mampu mengelola jujurnya hawa nafsu dengan keimanan yang makin baik, tentu manusia akan selamat dunia akherat.
Orang yang membiasakan berlaku jujur akan menenangkan dan menentramkan hati atau jiwa dalam kehidupan orang yang beriman, dan jujur juga akan mengalahkan atau melenyapkan dusta dan keragu-raguan dalam tingkah laku. Kebohongan yang dilakukan seseorang biasanya akan ditutupi dengan kebohongan yang baru demikian seterusnya, sehingga bila tidak dicegah, bohong akan merembet dan menggerogoti ketenangan dan ketentraman hati, sedangkan kejujuran sesorang tidak demikian, dia hanya butuh pengelolaan seperlunya agar tidak ria atau pamer. Rosulullah bersabda:
دَعْ مَا يُرِيْبُكَ إِلَي مَالاَيُرِيْبُكَ فَإِنَّ الصِّدْقَ طُمَأْنِيْنَةٌ وَاْلmood كَذِبَ رَيْبَةٌ (رواه الترمذى )
"Tinggalkanlah apa yang engkau ragukan kepada apa yang tidak engkau ragukan. Sesungguhnya kebenaran itu membawa kepada ketenangan dan dusta-dusta itu menimbulkan keraguan-keraguan."
( HR. Bukhari )
Manusia dianjurkan selalu berbuat jujur, karena kejujuran dapat membimbing kita kepada kebajikan. Setiap orang tentu menyukai kebajikan, namun tidak semua orang mampu melakukannya secara optimal tanpa sarana dan prasarana yang membimbing ke arah kebajikan tersebut. Rasulullah telah menunjukkan dan mengajarkan kepada kita bahwa di antara sarana yang membimbing kepada kebajikan adalah kejujuran, maka sudah semestinya kejujuran itu kita pegangi dalam kehidupan sehari-hari agar kita mencapai kebajikan. Hadis Rasulullah Saw menjelaskan bahwa kebajikan itu dapat membimbing ke syurga. Orang yang berlaku jujur dan selalu dalam kebajikan tidak hanya mendapatkan syurga di akheratnya saja, namun sejak di duniapun kalau ia senantiasa berlaku jujur tentu akan bahagia dan sejahtera hidupnya, terhindar dari kegelisahan dan ketakutan karena senantiasa berada dalam kejujuran dan kebenaran.
Sungguh tidak sia-sia orang yang senantiasa berlaku jujur, karena orang yang senantiasa berlaku jujur dan berusaha mempertahankan kejujurannya itu dicatat dan dicap oleh Allah Swt sebagai As Shidiq ( orang jujur ). Sebaliknya, Rasulullah Saw mengingatkan kita agar menghindari berdusta atau bohong, karena berdusta atau berbohong itu akan membawa kepada perbuatan jahat, sedang berbuat jahat itu membawa kepada siksa neraka. Dan orang yang senantiasa berbuat dusta atau bohong serta mempertahankannya akan dicatat dan dicap oleh Allah Swt sebagai Al Kadzab ( pendusta atau pembohong ). Demikian semoga ada manfaatnya, Amin.
Referensi:
Riyadus Shalihin, Salim Bahraisy.
Bulughul Marom, Muhammad Ismail Sunani.
Akhlak Seorang Muslim, Drs. Mohammad Rifai.
150 Hadits Pilihan Untuk Pembinaan Akhlak dan Iman, Drs. H.A. Mustafa.
Komentar
Posting Komentar